Tuesday, January 31, 2012

4. IRON MAIDEN - THE TALISMAN




EUROPE FONT


Thursday, January 12, 2012

UJUNGBERUNG REBEL, DARI UNDERGROUND MENUJU TRADISI

UJUNGBERUNG REBELS

Ujungberung,- Para pecinta musik Underground yang selalu berkumpul dikawasan jalanan Ujungberung Bandung pada era tahun 1996. Mereka mengatas-namakan diri Ujungberung Rebel. Nama yang muncul di komunitas itu, karena mereka berada dikawasan kota kecil bernama Ujungberung. 

Menurut sesepuh Ujungberung Rebel Dani Papap, nama tersebut sangat cocok untuk komunitas pecinta musik keras bergenre Metal, Death Metal, GrindCore, Heavy Metal dan genre musik lainnya. Pada tahun yang sama saat dicetuskannya nama Ujungberung Rebel, Papap menceritakan pada waktu itu hanya terdapat beberapa band yang orang tidak mengenalnya  seperti nama Jasad, Sacrilegius , Sonic Torment, Forgotten, Disinfected dan Burger Kill.

"Kira - kira tahun 1996-1997 komunitas Underground seperti kami yang suka memakai baju hitam dan berambut gondrong menamakan barudak Ujungberung Rebel, karena kami asli dari kawasan UjungBerung. Ya itu pun kami anggap hanya cetusan biasa, tapi menjadi booming dengan nama Ujungberung Rebel. Padahal pada waktu itu saya ingat hanya ada beberapa band saja yang selalu nongkrong sehabis latihan band di studio Palapa seperti nama band Jasad, Sacrilegius , Sonic Torment, Forgotten, Disinfected, Burger Kill dan band lainnya yang sudah pergi entah kemana, " jelas Dani Papap saat ditemui www.bdguptodate.com dikediamannya jalan Rumah Sakit-Ujungberung Bandung lalu.

Untuk mengekspresikan gaya hidup anak muda pada masa itu, band yang lahir dari cetusan nama Ujungberung Rebel ini, Papap tak malu dengan membeberkan bahwa pada waktu itu band – band yang selalu bersama nongkrong sehabis latihan ini, mereka  unjuk gigi dalam panggung  pesta ulang tahun kemerdekaan Indonesia.

"Ya untuk mengekspresikan diri dalam bermusik. Kami tidak langsung manggung di event Metal yang besar, karena pada waktu itu tidak ada event musik underground di Bandung. Maka dari itu kami selalu manggung dalam acara Agustusan, yang itupun digelar dilapangan kecil daerah kami tinggal, tepatnya di belakang toko  baju Kalimas UjungBerung," kenangnya.

Barisan berbaju hitam dan berambut gondrong ini tak sekedar hanya nongkrong dan hura - hura saja, namun untuk beranjak serius dalam bermusik yang digemarinya. Komunitas ini selalu mengeluarkan pemikiran dan kegiatan baru. Hingga pada waktu itu komunitas underground ini membuat Zine yang berguna untuk alat informasi dan komunikasi buat sesama pecinta musik cadas.

"Untuk mengenalkan ke orang – orang tentang musik underground, anak – anak pada waktu itu membuat Zine sebagai salah satu alat informasi dan komunikasi. Ya karena pada waktu itu belum ada Internet seperti sekarang," kata Papap.

Zine yang dibuat barisan komunitas bawah tanah ini menjadi laku dan banyak peminat, hingga komunitas UjungBerung Rebel ini semakin dikenal oleh pecinta musik underground baik didalam kota maupun luar kota.
Pembuatan Zine tidak terus berkembang hingga sekarang, namun alat komunikasi bernama Zine itu sanggup dilahirkan sebanyak 9 kali dalam kurun waktu 12 tahun. Tak hanya Zine yang mendukung keberadaan sejumlah band underground di kawasan Ujungberung terus ada hingga sekarang. 

Namun dalam menjalani kehidupan, komunitas ini tak hanya mengandalkan penghasilan dari manggung di event – event dalam memutarkan roda perekonomian daerah. Mereka menjadi produsen 3 sektor garapan yang menjadi andalan, yaitu fashion, literasi dan rekaman.

"Untuk menjalani kehidupan sehari - hari, kami tidak hanya mengandalkannya dari manggung. Tapi kami juga membuat putaran roda ekonomi sendiri dengan memproduksi baju metal, seni grafis dan studio rekaman. Karena untuk menghidupi kehidupan sehari – hari tidak cukup dari pendapatan manggung saja, malahan honor yang kami dapat selalu saja tekor karena habis oleh sewa alat, transportasi dan jasa kru," ungkapnya.

Perkembangan musik bawah tanah yang dilakukan komunitas Ujungberung Rebel ini semakin hari semakin berkembang dengan banyaknya event – event yang digelar di kota Bandung. Sehingga sejumlah band baru bermunculan di setiap sudut kota Bandung, namun menurut Papap band tua tidak bakalan merasa tersaingi dengan banyaknya band bermunculan dari penjuru kota dengan genre musik yang berbeda-beda.

"Bermunculannya band dari penjuru kota Bandung tak berarti kami mempunyai banyak saingan. Malahan kami harus semakin bagus dalam bermusik dan band tua harus lebih bagus sama band muda. Tapi dari segi pergaulan, terkadang kami juga merasa terasingkan ketika berkumpul dalam satu tempat di acara event metal. Ya mungkin juga banyak yang tidak mengenal kami, karena kami kurang eksis dalam mengikuti arus anak muda sekarang," tambahnya.

Meskipun komunitas underground berada dikawasan Ujungberung yang kental dengan seni tradisional, namun generasi muda Ujungberung Rebel ini tidak melupakan budaya kesenian tradisional seperti bela diri Benjang, Angklung dan lainnya tetap disukai mereka. Meskipun budaya kesenian dari luar sangat dominan dalam komunitas ini. 

METALLICA FONT

METALLICA NEW





METALLICA OLD

Wednesday, January 11, 2012

7 PELAJARAN PENTING TENTANG BAND, ANAK BAND WAJIB BACA!

SEX PISTOLS


Dikonsep oleh sang manajer Malcolm McLarenSex Pistols adalah bentuk punk dari kejayaan Elvis Presley. Suatu hari, vokalis Johnny Rotten mulai mengeluhkan kelakuan bassist-nya, Sid Vicious. Karena Sid adalah aset band, maka Johnny yang dipecat Malcolm. Tentu saja, Sex Pistols tidak sanggup bertahan lama tanpa satu-satunya orang yang 'waras' di antara pengguna obat bius dan pengeruk uang.

Poin: Manajer band memang penting, namun pastikan dia adalah bagian dari 'keluarga' band, bukan sekadar pencari uang.



NEXT

TOP 10 GITARIS TERCEPAT DUNIA

10 Gitaris Tercepat Dunia yang juga mengantongi gelar sebagai gitaris yang layak disebut sebagai gitaris terbaik dunia. mereka ini dipilih karena skill dan kecepatan mereka dalam memainkan solo gitar. umumnya mereka ini disebut sebagai Shredder. jadi mereka ini bisa kita sebut sebagai The World Best Guitar Shredder of All Time. Siapa sajakah mereka??

Kita Mulai dengan posisi 10 dulu ya dari top 10 Gitaris Tercepat Dunia

10. THE GREAT KAT


The Great Kat merupakan nama panggung dari Katherine Thomas yang terkenal karena insterprestasinya dalam musik thrash metal dengan sedikit musik klasik. Kebanyakan dia bermain dengan gitar elektrik, tetapi kadang dia bermain biola. Faktanya Thomas adalah pelatih biola, lulusan dari Juilliard School dan sempat tur untuk bermain conventional classical music sebelum akhirnya menyebrang ke metal.Dia memang gila seperti yang terlihat.

9. JOHN PETRUCCI


Salah satu inspirasi para pemain gitar. John lebih dikenal sebagai pendiri dan anggota dari progressive metal band Dream Theater. Dia telah memproduksi (bersama dengan Mike Portnoy) semua album Dream sejak release pertamanya pada tahun 1999 release, Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory. Dia penulis lirik utama dalam band.


8. BUCKETHEAD


Dia dikenal karena selalu memakai topeng plastik putih dan memakai topi dari buket KFC. Dia merupakan komposer yang produktif, telah melepas 38 album solo dan mengerjakan lebih dari 50 album. Dia juga merupakan bintang tamu dalam 44 album dari berbagai artis berbeda. Dia mencampur musiknya secara beragam dan berbeda seperti thrash metal, funk, electronica, jazz, bluegrass dan avant-garde music.


7. RUSTY COOLEY


Rusty tidak puas sebagai pemain musik lokal dan mulai berkarir solo pada awal 1996. Dan saat ini dia khusus bermain dengan 7-string guitar. Debut album solo perdananya dimulai pada tahun 2003. Dan tidak diragukan lagi, dia merupakan salah satu pemain gitar tercepat di dunia.


6. JOE STUMP


Teknik Joe Stump hampir sama dengan Yngwie Malmsteen’s, yaitu neo-classical metal. Dia juga telah merelease beberapa album dengan bandnya, Reign of Terror dan juga sebagai solo artis. Dia juga bermain sebagai lead guitar pada symphonic metal band HolyHell. Stump adalah seorang professional shredder, dan berdasarkan pemilihan pada majalah Guitar One dia menempati urutan ke 6 diantara daftar "Top 10 fastest shredders of all time".


5. SHAWN LANE


Shawn Lane menjadi pemain gitar terkemuka dalam lingkungan gitaris underground dan bergabung dengan Black Oak Arkansas ketika berumur 14 tahun.


4. PAUL GILBERT


Paul Gilbert lebih terkenal bersama Racer X, Mr. Big, and beberapa instrumental album yang dikeluarkan belakangan. Setelah keluar dari Mr. Big pada tahun 1997, Gilbert memulai merelease album solo. Dia juga bergabung dengan Joe Satriani dan John Petrucci pada G3 tour tahun 2007. Dia juga terkenal untuk alternate picking, string skipping technique, dan mendapatkan urutan ke 4 “Top Shredders of All Time” dari Majalah Guitar One.


3. YNGWIE MALMSTEEN


Gitaris asal swedia yang juga merupakan seorang komposer, multi-instrumentalist, and pemimpin band. Malmsteen menjadi perhatian pada pertengahan tahun 1980 untuk pengaruh teknik gitarnya dan komposisi neo-classical metal compositions. Penjualan Empat albumnya dari tahun 1984 sampai 1988, Rising Force, Marching Out, Trilogy, and Odyssey, menempati urutan puncak dari top 100.


2. CHRIS IMPELLITERI


Lahir tanggal 10 Nopember 1964 in Connecticut. Berdasarkan majalah Guitar One Magazine, dia merupakan gitaris tercepat di dunia urutan ke dua.


1. MICHAEL ANGELO BATIO


Di nobatkan sebagai sebagai gitaris nomor 1 tercepat di dunia. Batio juga terpilih sebagai “No. 1 Shredder of All Time” oleh Majalah Guitar One pada tahun 2003. Pada saat bersamaan di bulan april 2008 dia mendapat urutan pertama dari “Top 100 Greatest Metal Guitarists of All Time” oleh Majalah Guitar World dan salah satu dari “20 Greatest Shredders of All Time” oleh majalah Total Guitar Magazine. Wajar jika posisi no 1 ini jatuh ke tangan Michael Angelo Batio. karena dia adalah satu satunya manusia yang bisa bermain gitar di tangan kanan dan kiri sama baiknya. lihat saja bentuk gitar 4 necknya yang berbentuk X. Michael Angelo Batio juga mempunyai aksi panggung yang luar biasa dan amat sangat memukau. kecepatan, skill, tehnik dan semuanya. dia adalah dewa dari seluruh dewa gitar yang ada mungkin yah??

Loh?? Steve Vai kemana? Slash kok ngga masuk? Joe Satriani juga kemana?? Eric Clapton?? Tenang kalau eric clapton kan terkenal dengan julukan Slow Hand. jadi nggak mungkin masuk ke jajaran gitaris tercepat. lalu bagaimana dengan Herman li dari Dragon Force?? Sepertinya tidak lama lagi Herman Li akan menjadi salah satu gitaris terbaik dunia juga yah?? Jangan Lupa simak edisi Musik Lainnya di Revarius Opinion ya?? [Banjarsari Underground]

heder1





Tuesday, January 10, 2012

SEJARAH KATA "PANCEG DINA GALUR" (KOMUNITAS METAL BANDUNG)



Panceg dina galur/babarengan ngajaga lembur. Moal ingkah najan awak lebur…” (Teguh dalam pendirian, bersama-sama menjaga kampung dan persaudaraan. Tidak akan bergeming walaupun badan hancur lebur). Petikan naskah kuno Amanat Galunggung yang dituliskan Rakeyan Darmasiksa (Raja Sunda Kuno yang hidup pada 1175-1297 Masehi) itu disadur menjadi lirik lagu berjudul ”Kujang Rompang” oleh Jasad, sebuah band beraliran death metal asal Bandung. Lagu ini ikut memeriahkan Deathfest IV, festival akbar death metal yang diadakan di Lapangan Yon Zipur, Ujungberung, Bandung, Sabtu (17/10). Ribuan anak muda, mulai dari pelajar SMP hingga mahasiswa, larut dalam hiruk-pikuk event musik metal yang disebut-sebut terbesar di Asia ini.
Meski pertunjukan musik baru mulai selepas maghrib, pada siang hari yang sangat terik itu mereka sudah nongkrong menunggu band-band idola mereka manggung. Sambil mengenakan kaus hitam bermotif seram dan atribut metal lainnya, mereka antusias menunggu.

Filosofi panceg dina galur bukanlah sekadar inspirasi dalam berkarya musik bagi Jasad, melainkan juga menjadi pandangan hidup seluruh anggota dan penggemar musik metal di Bandung, khususnya yang bernaung di daerah Ujungberung.

”Mau seperti apa pun kita, macam mana bungkusnya, yang penting grass root (akar bawah) harus kuat. Harus sadar dan jangan lupakan budaya kita,” ujar Mohammad Rohman, vokalis Jasad.

Bagi masyarakat awam, bahkan dibandingkan komunitas band metal lainnya di Indonesia maupun dunia, keberadaan subkultur band death metal asal Ujungberung ini merupakan sebuah paradoks. Musik metal, tetapi lirik dan pesan nyunda adalah perpaduan yang sulit ditemukan di tempat lain.

Ketika di banyak tempat sub-subkultur atas nama aliran musik berhaluan Barat macam punk, grunge, maupun grindcore gencar melakukan perlawanan budaya lokal, entitas penggemar musik metal Ujungberung yang berada di wadah Ujungberung Rebels dan Bandung Death Metal Sindikat itu justru melakukan hal sebaliknya.

Sebagai contoh, konser Death Festival IV yang diikuti 12 band death metal itu mengangkat tema kampanye penggunaan aksara kuno. Di festival yang menjadi salah satu pembuka penyelenggaraan Helar Festival 2009 (festival industri kreatif di Bandung) itu, panitia membagi-bagikan leaflet mengenai cara menulis aksara sunda kuno kagana kepada penonton yang rata-rata masih berusia ABG.

”Di sekolah-sekolah, saya lihat, ini (kagana) tidaklah diajarkan. Daripada kelamaan menunggu pemerintah bertindak, kami duluan saja yang mulai bergerak,” ujar Rohman yang biasa disapa Man ”Jasad” ini di sela-sela konser.

Di luar panggung, Man dan kawan-kawannya kerap memakai iket kepala sebagai penanda identitas kultur Sunda. Meski, sehari-harinya mereka tidak lepas dari jaket kulit hitam maupun aksesori anting-anting dan tato.

Upaya mengenalkan tradisi Sunda tidak terhenti di sana saja. Di dalam berbagai kesempatan, anak-anak Bandung Death Metal Sindikat kerap menyisipkan pertunjukan karinding, celempung, dan debus.

”Kesenian karinding yang selama 400 tahun tenggelam coba kami hidupkan kembali,” tutur Dadang Hermawan, anggota Bandung Death Metal Syndicate. ”Di tiap Minggu dan Jumat melakukan tumpek kaliwon di Sumur Bandung dan Tangkuban Parahu untuk membicarakan kesenian Sunda,” tutur Man Jasad kemudian.

Terbanyak di dunia

Kelompok band metal yang ada di Ujungberung bahkan disebut-sebut yang terbanyak di dunia. Sejak awal 1990-an hingga kini, band-band metal tumbuh subur di Ujungberung. Saat ini terdapat sekitar 200 band metal hanya di wilayah pinggiran Kota Bandung ini.

”Padahal, Bandung hanya kota kecil jika dibandingkan dengan kota-kota di Jerman. Apalagi, di sini band-band ini kan harus dikondisikan bisa bertahan hidup di tengah banyak persoalan dan tekanan aparat,” tutur Philipp Heilmeyer, mahasiswa sosial-antropologi Goethe Universitat Frankfurt, terheran-heran.

Philipp sudah tiga bulan ini berada di Bandung untuk melakukan prapenelitian mengenai kehidupan kaum metal di Ujungberung ini. Hal lain yang menarik perhatiannya adalah mengapa komunitas metal di Ujungberung ini bisa bertahan justru dengan tetap berpijak pada nilai-nilai tradisi.

”Di Jerman, kaum metal biasanya lekat dengan kebiasaan mabuk-mabukan dan narkoba. Tetapi, mereka di sini malahan melakukan ini,” ucapnya sambil merujuk kegiatan sosialisasi aksara kagana yang dilakukan Bandung Death Metal Sindikat.

Yang disesalkan Aris Kadarisman (35), pentolan grup band Disinfected, masyarakat, khususnya kepolisian, melihat kaum metal justru dari sisi kelamnya.

Perang melawan stigma bahwa musik metal tidak identik dengan kekerasan, narkoba, dan semacamnya menjadi semakin sulit pascatragedi konser maut grup band Beside di Asia Africa Culture Center yang mengakibatkan tewasnya 11 penonton, Februari 2008. ”Padahal, ini terjadi lebih karena persoalan teknis, tidak cukupnya kapasitas tempat,” ucapnya.

Kemandirian ekonomi

Di tengah-tengah dorongan untuk mewujudkan mimpi memiliki gedung konser yang representatif, anak-anak metal ini seolah-olah terusir dari kota kelahirannya. Konser di gedung maupun tempat terbuka kini menjadi hal langka buat mereka. Deathfest IV pun bisa terwujud karena menggandeng kegiatan Helarfest 2009.

Kondisi ini pun disayangkan Ketua Bandung Creative City Forum Ridwan Kamil. Menurut dia, jika dilihat lebih jauh dari dalam, komunitas metal di Bandung menyimpan keunggulan yang luar biasa besar. Keunggulan itu terutama soal kemandirian ekonomi.

Dari musik yang diciptakan, didukung loyalitas para penggemarnya, secara tidak langsung itu menumbuhkan pula industri fesyen, rekaman, bahkan literasi.

Setidaknya, ada enam titik simpul industri fesyen yang dirintis sesepuh band metal di Ujungberung semacam Scumbagh Premium Throath yang didirikan almarhum Ivan Scumbag dari Burgerkill.

”Jika musisi lain itu filosofnya adalah musik untuk kerjaan, kami justru sebaliknya. Dari kerjaan, bisnis, ya untuk menghidupi musik,” tutur Dadang. ”Sebab, musik ini adalah the way of life kami. Tidak semuanya bisa dinilai dengan uang. Art is art, money is money,” ucap Man Jasad menimpali.

Tidak diragukan lagi, kekuatan ketabahan hati dan pikiran inilah yang membuat kelompok metal di Bandung ini tetap bertahan. Persis sesuai dengan paradigma mereka: panceg dina galur, moal ingkah najan awak lembur! (Yulvianus Harjono)